Transfer Skill – Keahlian untuk tetap meraih kesuksesan di saat terjadi perubahan konteks ataupun lingkungan, termasuk di masa pandemi Covid-19 masih belum mereda.

Orang terampil mampu bekerja mengikuti prosedur kerja yang benar, menghasilkan produk/jasa yang berkualitas dalam waktu yang tepat. Sering kali keterampilan kerja juga dituntut untuk dapat menerapkan prinsip tata kelola yang baik, antara lain diwujudkan dalam bentuk transparency (transparansi pengungkapan informasi), accountability (kesesuaian dengan tugas dan tanggungjawabnya), responsibility (kesesuaiannya dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku), independency (secara prosesional tanpa dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan pihak tertentu) dan fairness (berkeadilan).

Lebih luas, orang terampil juga dituntut untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien, serta tanggungjawab dalam hubungan kerja dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul. Dalam hal ini, secara spesifik keterampilan seseorang akan diakui berdasarkan 5 dimensi keterampilan, yaitu:

  • Task Skill, keterampilan untuk melakukan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Task Management Skill, keterampilan dalam mengelola sejumlah kegiatan yang menjadi tugas tanggung jawabnya.
  • Job/Role Environtment Skill, keterampilan berperan baik dalam persyaratan maupun hubungan lingkungan kerjanya.
  • Contigency Management Skill, keterampilan mengelola dan/atau mengatasi masalah-masalah berpotensi menghambat atau menganggu yang timbul dalam pekerjaannya.
  • Transfer Skill, keterampilan dalam beradaptasi pada konteks yang berbeda, persyaratan yang berbeda atau pada lingkungan baru.

Sejak awal tahun 2020, di seluruh dunia dilanda pandemi Covid-19, kita dihadapkan pada permasalahan kesehatan, fokus utama semua pemerintah tentu pada penanganan kesehatan dan upaya pencegahannya. Salah satu dampak yang luar biasa adalah masyarakat harus mengurangi aktivitas kontak fisik, sehingga akibatnya tentu banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan. Banyak masyarakat yang tidak siap dengan kondisi seperti ini, work from home (wfh) suatu istilah yang jadi viral, pekerja diminta bekerja dari rumah, permasalahannya apakah kita siap wfh, namun tetap bisa optimal hasilnya? Jawabannya, bisa “ya” bisa juga “tidak”.

Siapa yang termasuk dalam kelompok jawaban “ya”? Yang tetap bisa surive dan bahkan sukses wfh adalah orang yang memiliki Transfer Skill. Karena orang yang memiliki transfer skill, mampu beradaptasi, mampu berkreasi, mampu merubah cara bekerja, sehingga tetap dapat melaksanakan pekerjaannya.

Bagaimana cara mengasa Transfer Skill?

Selain memiliki kompetensi kerja, kita perlu bekali diri dengan employability skills.

Employability Skills merupakan kompetensi-kompetensi non-teknis bagi seseorang untuk dapat secara efektif dan sukses berpartisipasi di tempat kerja.

Employbility Skills dapat meliputi:

  • Communication
  • Teamwork
  • Problem Solving
  • Initiative and Enterprise
  • Planning and Organising
  • Self-management
  • Learning
  • Technology
  • Communication skills merupakan kemampuan membina hubungan yang harmonis di antara rekan kerja dan relasi sehingga dapat berkontribusi pada produktivitas.
  • Teamwork skills, merupakan kemampuan bekerja dalam tim sehingga dapat berkontribusi terhadap hubungan dan hasil kerja.
  • Problem solving skills, merupakan kemampuan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang timbul, sehingga berkontribusi pada hasil guna.
  • Initiative and Enterprise, memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif, sehingga berkontribusi pada hasil guna yang inovatif.
  • Planning and Organising skillsmampu berkontribusi dalam hal perencanaan dan pengorganisasian baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Self-management skills, berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai kepuasan dan perkembangan pekerja sendiri.
  • Learning skillsmemiliki kemampuan untuk belajar guna peningkatan kompetensi yang berguna bagi pekerja dan perusahaan.
  • Technology skills, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga dapat bekerja secara efektif.

Learning skills dan juga Technology skills perlu diasa dan digunakan sepanjang masa, sehingga ketika kita dihadapkan pada kondisi seperti saat ini, dimana kontak secara fisik sangat terbatas, maka kita dapat cepat beradaptasi, menciptakan mekanisme kerja baru yang lebih sesuai.

Contoh Kasus:

Sebagai Trainer, dulu pelatihan difasilitasi secara tatap muka, ada interaksi langsung antara trainer dengan peserta pelatihan. Keberhasilan seorang Trainer tidak hanya penguasaan materi, kualitas materi yang dipaparkan, tetapi bagaimana ekspresi, intonasi dan perhatiannya ketika membimbing pesertanya. Di saat ini dimana kontak secara fisik perlu dihindari, maka seorang Trainer harus mampu beradaptasi dan merubah cara memfasilitasi pelatihan. Pelatihan jarak jauh menjadi alternatif solusi, dan tentu perlu kompetensi dalam memilih dan menggunakan teknologi yang tepat saat ini dan kreativitas untuk tetap bisa melatih dengan optimal. Dan, lebih penting lagi adalah tetap bisa memberikan nilai lebih pada peserta pelatihan.

Terakhir, kompetensi perlu diasa, dipelihara dan bahkan ditingkatkan terus-menerus. Dengan demikian, kita siap sukses dalam berbagai situasi dan kondisi. Semoga.

Salam Kompeten √ √ √

About zinsari

Zinsari adalah seorang professional trainer di bidang keuangan mikro. Ia menciptakan materi-materi pelatihan yang praktis dan bermanfaat bagi perkembangan keuangan mikro. Zinsari juga seorang master asesor dalam bidang asesmen kompetensi kerja serta sebagai lead asesor yang bertugas melakukan asesmen terhadap calon asesor.
This entry was posted in Uncategorized and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a comment